Akhir-akhir ini ketika angin mengembus daun telinga dengan kencang, membuatku bisa merasakan beratnya daun-daun berguguran.
Seolah-olah barang daganganku yang tak kunjung laku membuatku gila hingga mencabut label harga.
Akhir-akhir ini ketika angin mengembus daun telinga dengan kencang, membuatku bisa merasakan beratnya daun-daun berguguran.
Seolah-olah barang daganganku yang tak kunjung laku membuatku gila hingga mencabut label harga.
"Sekarang tengoklah ke samping!"
Jika yang tersisa setelahnya hanyalah duka, jangan tengok ke belakang.
Karena yang aku butuhkan bukan memperbaiki tangkai, melainkan menumbuhkan yang baru.
"Sekarang tengoklah ke samping!"
Jika yang tersisa setelahnya hanyalah duka, jangan tengok ke belakang.
Karena yang aku butuhkan bukan memperbaiki tangkai, melainkan menumbuhkan yang baru.
Kupikir untuk menjadi kotor sedikit tidaklah masalah, memang(?), tetapi itu hanya menjadikan diriku mudah untuk berkompromi.
Satu kali saja meletakkan bola tinta di atas kertas, sebuah titik pun menjadi sebuah garis, sebuah garis pun menjadi sebuah rupa.
Stidaknya jika akarmu tertanam kukuh.
Kupikir untuk menjadi kotor sedikit tidaklah masalah, memang(?), tetapi itu hanya menjadikan diriku mudah untuk berkompromi.
Satu kali saja meletakkan bola tinta di atas kertas, sebuah titik pun menjadi sebuah garis, sebuah garis pun menjadi sebuah rupa.
Stidaknya jika akarmu tertanam kukuh.
Orang yang emang dari akarnya mengutamakan kebajikan, ga akan pernah goyah hanya karena pihak luar memandang sebaliknya. Apalagi sampe berusaha keras memuat citra indah di muka.
Orang yang emang dari akarnya mengutamakan kebajikan, ga akan pernah goyah hanya karena pihak luar memandang sebaliknya. Apalagi sampe berusaha keras memuat citra indah di muka.
Buku dongeng yang belum berakhir kaututup paksa
Meskipun begitu, kisahku tetap berjalan dalam ilusi
Epilog asli, kini berubah menjadi karangan dusta
Kertas-kertas itu tak lagi bernoda tinta, ternoda tangis
Buku dongeng yang belum berakhir kaututup paksa
Meskipun begitu, kisahku tetap berjalan dalam ilusi
Epilog asli, kini berubah menjadi karangan dusta
Kertas-kertas itu tak lagi bernoda tinta, ternoda tangis
Mungkin terlupa, saat kamu mengisahkan keburukan orang lain nyatanya itulah keburukanmu sendiri. Atau bahkan lebih.
Jika masih punya dosa, bayarlah.
Mungkin terlupa, saat kamu mengisahkan keburukan orang lain nyatanya itulah keburukanmu sendiri. Atau bahkan lebih.
Jika masih punya dosa, bayarlah.
Terkadang untuk menjaga keseimbangan diri tidak semudah mempertahankan gejolak dari luar. Jika air laut meluap menenggelamkan sebuah pulau, orang yang lemah ke manakah mereka?
Terkadang untuk menjaga keseimbangan diri tidak semudah mempertahankan gejolak dari luar. Jika air laut meluap menenggelamkan sebuah pulau, orang yang lemah ke manakah mereka?
Pada laut yang tenang menyembunyikan kebesaran yang tak terduga. Harta karun telah menjadi rumah bagi fauna di dasar kegelapan.
Pemilik yang telah kembali mungkinkah menyimpan kegundahan dalam hati yang tak nyata?
Pada laut yang tenang menyembunyikan kebesaran yang tak terduga. Harta karun telah menjadi rumah bagi fauna di dasar kegelapan.
Pemilik yang telah kembali mungkinkah menyimpan kegundahan dalam hati yang tak nyata?
Malam kembali datang, membawa rasa yang masih terkenang
Kucoba menutup mata dan mengingat tiap-tiap dusta yang terlupa
Dalam deruan napas yang panjang, hawa panas seolah-olah dapat kupegang
Malam kembali datang, membawa rasa yang masih terkenang
Kucoba menutup mata dan mengingat tiap-tiap dusta yang terlupa
Dalam deruan napas yang panjang, hawa panas seolah-olah dapat kupegang
Jika ada sebuah batu tepat di depan mata namun tak bisa dijangkau, ku biarkan tangan Tuhan yang menjangkaunya untukku. Baik dan buruk.
Satu sumpahku ada dalam relung hatiku.
Jika ada sebuah batu tepat di depan mata namun tak bisa dijangkau, ku biarkan tangan Tuhan yang menjangkaunya untukku. Baik dan buruk.
Satu sumpahku ada dalam relung hatiku.
Tanpa ikatan tentang banyak warna yang telah bercampur, telapak tangan dan air mataku selalu ingat akan keberadaanmu dahulu. Seolah-olah hati sedang menggenggam sebuah batu yang telah melekat.
𝑫𝒊𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓 𝒂𝒑𝒂?
𝑨𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒖 𝒅𝒊𝒈𝒆𝒔𝒆𝒌 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒏𝒅𝒖𝒔?
Tanpa ikatan tentang banyak warna yang telah bercampur, telapak tangan dan air mataku selalu ingat akan keberadaanmu dahulu. Seolah-olah hati sedang menggenggam sebuah batu yang telah melekat.
𝑫𝒊𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓 𝒂𝒑𝒂?
𝑨𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊𝒌𝒖 𝒅𝒊𝒈𝒆𝒔𝒆𝒌 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒏𝒅𝒖𝒔?
Langit biru cerah yang kulewatkan harusnya menjadi tempat tuk ku terbang bebas. Sekarang yang kulihat hanya langit gelap dan hujan yang tak kunjung berhenti.
Langit biru cerah yang kulewatkan harusnya menjadi tempat tuk ku terbang bebas. Sekarang yang kulihat hanya langit gelap dan hujan yang tak kunjung berhenti.
Suara percikan air hujan menjadikan hatiku basah. Dalam rindu yang lalu, kebahagiaan dapat dirasa. Jika tanah kering menjadi basah apa yang terjadi selanjutnya?
Suara percikan air hujan menjadikan hatiku basah. Dalam rindu yang lalu, kebahagiaan dapat dirasa. Jika tanah kering menjadi basah apa yang terjadi selanjutnya?
Satu keping hilang, hancur bagai domino.
Jika jiwa yang tenang tak lagi demikian, pergi ke mana?
Dengingan yang bertahun-tahun kudengar memekakkan hati.
Satu keping hilang, hancur bagai domino.
Jika jiwa yang tenang tak lagi demikian, pergi ke mana?
Dengingan yang bertahun-tahun kudengar memekakkan hati.
Pemandangan tampak begitu menenangkan dan aroma khas dari bunga lily tercium dalam.
Meskipun begitu, dalam jarak yang 'tak pasti terdengar air terjun menderu-deru samar.
Pemandangan tampak begitu menenangkan dan aroma khas dari bunga lily tercium dalam.
Meskipun begitu, dalam jarak yang 'tak pasti terdengar air terjun menderu-deru samar.
Tepat berdiri di bawah garis cahaya bintang, menerangi isi hati yang terdalam.
Aku menunggu kereta yang tak mungkin berbalik di peron yang hanya menyisakan kicauan hati.
Dalam khayalan, kau turun dari kereta dan merentangkan lengan.
Tepat berdiri di bawah garis cahaya bintang, menerangi isi hati yang terdalam.
Aku menunggu kereta yang tak mungkin berbalik di peron yang hanya menyisakan kicauan hati.
Dalam khayalan, kau turun dari kereta dan merentangkan lengan.
Kamu mulai terbiasa setelah beberapa saat berada di dalam ruangan yang memiliki bau khusus bahkan busuk sekali pun. Namun kamu tidak sadar, berpikir bahwa baunya telah menghilang atau itu tidak begitu menyengat yang dirasakan.
Kamu mulai terbiasa setelah beberapa saat berada di dalam ruangan yang memiliki bau khusus bahkan busuk sekali pun. Namun kamu tidak sadar, berpikir bahwa baunya telah menghilang atau itu tidak begitu menyengat yang dirasakan.
Sudah berulang kali buih-buih kutiupkan pada tiap daun, siapa pun, diri yang rapuh ini akan selalu siap untuk menjadi peneman di kala lampu penerang hatimu sedang rusak.
*Digeboy, geboy Muzaer, nang-ning-nung
Sudah berulang kali buih-buih kutiupkan pada tiap daun, siapa pun, diri yang rapuh ini akan selalu siap untuk menjadi peneman di kala lampu penerang hatimu sedang rusak.
*Digeboy, geboy Muzaer, nang-ning-nung