MAKIN SAKIT, KOCAK. ARGH. Info jasa tukar leher.

WARGH, stock udah abis. Saatnya menikmati kengiluan ini sambil main WuWa.

Anjir, gue bahkan belum nonton yang kemarin lo saranin.

Barusan baca tweet admin bot menfess Genshin soal alasan kenapa sistem menfess mau lanjut di BlueSky aja. Bener sih, gue kalau jadi admin juga males punya base followers ratusan ribu tapi ada risiko kesuspend tiba-tiba.

Sahabat yang mana sih.

ANJIR. Good morning, MinZi. Semangat menjalani harinya, semoga bisa cepet pulang dan leyeh-leyeh.

Gak 18 jam sih, 18 jam kayaknya gue udah di alam lain (anggap aja udah masuk Gambler’s Den ketemu Hua Cheng).

GAK 18 TERNYATA, maaf this is gak bisa ngitung. Niatnya gak selama itu, tapi tadi gue bangun jam 12 siang, terus masih pengen merem, bangun-bangun udah sore.

NGGAK SAMPAI 18 JAM TERNYATA (LEBAY). Aku tidur jam 5 pagi, terus bangun jam 12, terus tidur lagi sampai sore. LAMA AMAT 18 JAM MAH MATI SURI.

Leher gue sakit.

SORE AMAT MANDINYA.

Yang perlu di-highlight di sini adalah bagaimana teman kamu menentang saran kamu hanya karena kamu juga main game gacha. Memang sih kecanduan top up game gacha juga gak baik, tapi kalimat dia menyiratkan bahwa dia emang gak mau dikasih tau. Two wrongs don't make a right.

Ibarat kata, kamu sudah pasti akan mendapat karakter kalau kamu top up senilai dengan pity maksimal (baik ketika rate on maupun rate off). Judol kan gak gitu.

Kenapa? Coba deh cari definisi permainan judi di KUHP, di situ ada indikator “kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka”, sementara di Genshin dan kebanyakan game gacha, ada sistem pity.

To be completely honest, gacha games can be considered “gambling” because even though you are not getting money back, you are still receiving something of value. Tapi, main gacha games seperti Genshin tidak melanggar hukum (sementara judol melanggar hukum).