Tapi gak asik kalo makan sendiri ☹️

Gak ada temennya 🥺

Hayu sama akuu

Fb yaaaa

Hayuuuuuuu

Sudah ya

Hayuuuuu

Saus padaaanggg, ih jadi mau juga 🤤

Ralyn hanya mengangguk pelan, Andra menunduk sebentar merasakan gerakan tersebut. Lantas tepukan di punggung terhenti, tergantikan usapan sayang di puncak kepala Ralyn.

-end

Kivandra tertawa lirih, lantas membawa tubuh mungil Ralyn ke dalam pelukan. Dia memberi tepukan ringan berirama di punggung gadisnya.

"Sudah lega sekarang? Sudah ya nangisnya, nanti kamu coba lagi apply ke perusahaan lain. Lowongan kerja kan bukan di tempat itu saja."

"Andra ah...."

"Nah, gitu dong ketawa. Cantiknya hilang kalau kamu nangis terus."

"Apasih, gombal terus dari tadi ish."

Tangan di pipi Lyn kini berpindah ke bahu. Usapan lembut menenangkan khas Kivandra terasa hangat di pundak Ralyn.

"Cukup kamu naiki tangga step by step. Coba kamu bayangin naik tangga langsung 2 pijakan? Kakimu pendek, nanti kamu kesleo."

"Setiap orang punya waktunya masing-masing. Kamu nggak perlu buru-buru sampai ke puncak. Ujian setiap individu beda-beda, sayang."

Langkah terakhir. Lelaki itu menangkup pipi Ralyn, memaksa si gadis untuk menoleh ke arahnya. Senyum hangat tak lepas dari wajah Andra, walau sorot mata lelah tampak jelas di sana.