Bener juga 😅

Maap bawa politik, tapi: kalau presiden terpilih kali ini merasa enak kampanye pakai gambar AI, kayaknya nih negara... masih ada harapan gak sih.

Dan gak apa-apa sih, toh bahasa Indonesia gak mengenal konsep "tense" seperti di bahasa Inggris. Thread ini bukan kritikan, melainkan hanya observasi netizen baru-baru ini.

Teori gw: karena kata dasar "ban" dan "joke" pengucapannya terdengar mirip dengan beberapa kata di bhs Indonesia.

- ban => ban (kayak roda mobil)
- jokes => jok (kayak di kursi sepeda)

Makanya sama netijen Indo dikasih imbuhan.

Bisa saja ngomong "di-ban" atau sekadar "joke", tapi menariknya kebanyak netizen Indo nambahin imbuhan, padahal tense-nya beda.

Daikin wkwkwk

JR East are the amateurs here. Let me tell you about Choshi Dentetsu, who have changed the names of *all* their stations.
bsky.app/profile/clue...

The double bindings, the damned-if-you-do-damned-if-you-don't, they're all killing me inside and outside.