Actually the above tweet (what do you call a bluesky post?) is having a lack of class consciousness. It was.. a capitalist oppression.

I wish I could do more. I know I could do more. But the psychological exhaustion is so overwhelming that I can’t even think clearly, let alone analyse all these situations.

And this is coming from someone with a postgrad degree in social science.

Dan kita bisa lihat hasilnya, seorang politisi yang gak ragu untuk kompromi.

Ia justru terseret ke arus kekuasaan dan ikut korup. Lihat aja gimana KPK dilemahkan di rezim Jokowi. Pukulan besar yang mematikan buat demokrasi dan semangat memberantas korupsi.

Mungkin jawabannya bukan di kompromi.

Kalau terlalu banyak koar-koar, atau kaku dalam melawan mafia, akan dimusuhi rezim, dan sirna harapan untuk mencalonkan diri lagi.

Lebih baik kompromi dan buta keadaan daripada dimandulkan secara politik.

Padahal realitanya udah ada politisi yang kompromi begini, beliau bernama Jokowi.