Failosophy karya Elizabeth Day

Convenience Store Woman.

yuk

punyaku masih dibungkus plastik. seru ga kak? ada trigger warningnya ga?

terkadang untuk eksistensi, seringkali seseorang rela mengesampingkan jati dirinya agar tetap dianggap ‘ada’ oleh masyarakat.
Aku suka ending dari novel ini, “...semua sel di tubuhku ada di minimarket.” Keiko kembali percaya kepada dirinya sendiri dan melanjutkan hidup dengan damai.

Dari novel ini, aku menyimpulkan bahwa dalam bermasyarakat terkadang menyimpulkan bahwa individu yang tidak melakukan hal yang mayoritas dilakukan masyarakat dianggap abnormal. Maka dari itu,

Keluarga dan teman-temannya mengisyaratkan pada Keiko bahwa, “Ini loh hidup normal.”
Dari sini aku mulai emosi dengan Keiko. Karena terlalu menutup diri, jadi terkesan tidak memikirkan dampaknya, padahal Shihara seperti parasit yang menumpang hidup.

Entah kenapa, tanpa pikir panjang, Keiko membuat kesepakatan dengan Shihara, mantan teman kerjanya di minimarket. Singkat cerita, setelah sepakat dengan syarat-syarat yang diberikan Shihara dan menganggap bahwa menguntungkan untuk kedua belah pihak, Keiko mengenalkan Shihara sebagai kekasihnya.

“...semua akan terlambat kalau sudah mencapai umur tertentu.”
Keiko menyadari bahwa dirinya telah menjadi objek asing bagi teman-temannya. “Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang.”

“...apa kau tidak punya pengalaman lain? Kalau susah mendapatkan pekerjaan tetap, kenapa tak menikah saja? Sekarang ini banyak situs perjodohan, kan?”
“Benar, benar. Kenapa kau tidak mencari seseorang? Siapa sajalah. Dalam hal ini, jadi perempuan lebih menguntungkan…”

Akhirnya Keiko merasa nyaman, ia bekerja sebagai pegawai magang sampai dengan usia 36 tahun.
Tentu hal itu menjadi topik hangat untuk teman-temannya saat berkumpul.

Tumbuh dewasa, saat kuliah, Keiko memutuskan untuk bekerja sebagai pegawai magang di salah satu minimarket. Di sana, ia merasa dirinya sudah normal. Normal dalam artian ia melakukan aktivitas sama seperti teman-temannya.

Lanjutan review ada di unggahan selanjutnya ^^

Bisa berdampak bahaya untuk anak saat dewasa.

Aku kasih rating 5/5 ⭐️ untuk buku ini.

Dah ah, segitu dulu.
Have a nice day!

Semangat hidup.

Setelah ibunya meninggal, Jennete yang selalu menuruti ibunya jadi kehilangan jati diri. Ia terjerumus ke pergaulan bebas.

Bener dugaanku, ibunya toxic positivity dan anaknya tumbuh jadi people pleasure. Setelah baca ini jadi ngeri bgt, ternyata pengaruh pola asuh yang kurang baik

Karena ibunya bahagia akan hal tersebut. Jennete pun menjalani diet ketat sampai kekurangan gizi agar ibunya tetap bahagia.

Setelah menjalani sekian lama, Jennete jengah. Ia ingin sekali berhenti. Tapi ibunya sakit parah. Jadi ga ada pilihan lain selain tetep jadi artis agar ibunya punya